Kemplang Pedes

Tuesday, September 30, 2008

Memilih Jalur Mudik dan Balik Yang Tepat, Studi kasus : Yogya - Lampung



Pembaca, dalam posting yang saya tulis di tempat saya mudik (kampung halaman) ini saya tidak hendak membahas tips-tips mudik yang dapat anda lihat di sini, sini, dan sana. Walaupun demikian, bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, sangat disarankan untuk beristirahat bahkan menginap di peristirahatan ketika Anda lelah daripada Anda memaksakan diri yang PERCAYALAH akan menurunkan kebahagiaan Anda berpergian. Kelelahan akan membuat Anda meningkatkan kecepatan kendaraan dengan emosional agar segera sampai padahal konsentrasi Anda sudah menurun. Dalam posting ini saya hendak mengajak Anda untuk melihat situasional jalur-jalur mudik dan balik. Siapa tahu bisa jadi bahan strategi Anda memilih jalur, ya kan?

Perlu diketahui saat ini saya dan keluarga tinggal dan menetap di Yogyakarta (yang sering dijuluki Yogya Never Ending Asia, artinya saya sama sekali gak paham J) dan kampung halaman saya adalah Bandar Lampung. Sehingga posting ini berkisar tentang jalur-jalur yang menghubungkan dua tempat (Yogya-Lampung) itu.

Ada 3 jalur besar yang dapat kita bicarakan, Jalur Pantura, Jalur Pantai Selatan Tengah, Jalur Pantai Selatan via Ciamis/Tasik. Ketiga jalur tersebut merupakan dapat ditarik dari Yogya kemudian bertemu kembali di Tol Cikampek-Jakarta.

Berikut kita bahas situasional dan lebih kurangnya antara 3 jalur besar yang ada.

  1. Jalur Pantura

Mulai dari Cikampek, lurus ke timur melewati Tegal, Brebes, Kendal, Batang, sampai mentok di Semarang baru turun ke selatan lewat Magelang dan akhirnya Yogya. Jalur ini punya ciri khas, jalannya besar. Tapi dengan kelebihannya itu sekaligus berkonsekwensi pada jalur ini banyak digemari pemudik dan bus-bus, yang artinya MACET dan rawan kecelakaan, musuh utama para pemudik. Lalu kekurangan yang lainnya, jalur ini cukup jauh secara melewati Semarang seperti mengambil jalur dari sisi-sisi tegak dari sebuah segitiga siku-siku. Oleh karena itu, apabila anda tetap menghendaki memilih jalur ini (NGEYEL!), maka saya sarankan mepet-mepet sekali dengan Lebaran (H-1 dan H+1) atau sekalian jauh-jauh hari sekali (H-15 dan H+15) agar terhindar dari si Macet. Titik-titik macet terkenal adalah Ungaran, Ambarawa, Alas Roban (awas jalan turun naik), dan the famous Tegal, Brebes itu selain tentunya sekitar masuk tol Cikampek.

  1. Pantai Selatan Tengah

Melewati jalur yang sama dengan Pantura, Jalur ini berpisah di Tegal, Brebes untuk langsung turun selatan ke arah daerah ‘ngapak-ngapak’, Cilacap. Seperti halnya jalur Pantura, titik rawan ada di Tegal Brebes dan masuk tol Cikampek. Setelah titik tersebut perjalanan akan lancar (insya Allah!J). Kekurangan dari jalur ini adalah jalannya yang relatif lebih kecil.

  1. Jalur Selatan via Ciamis/Tasik

Seperti halnya jalur selatan sebelumnya, ukuran jalannya secara umum relatif lebih kecil. Apabila anda mudik ke timur, maka jalur ini tidak direkomendasikan karena kemacetan hebat sering terjadi di daerah Nagrek, tapi tidak berlaku untuk yang mudik ke barat. Melewati gunung-gunung di daerah Malangbong maka perjalannya cukup turun-naik (seperti Alas Roban, tapi mungkin lebih panjang). Satu keunggulan besar dari jalur ini adalah tidak melewati titik macet arah Tegal, Brebes.

Kesimpulan :

Bagi Anda yang mudik ke barat, jalur high recommended adalah jalur ke 3 karena titik rawan macet hampir tidak ada.

Sementara bagi Anda yang mudik ke timur, jalur selatan-tengahlah yang cukup baik, karena tidak melewati pegunungan sehingga setidaknya kalo anda kena macet tidak berisiko mundur atau kemunduran truk/bus.

PS. Untuk semua jalur, siap-siaplah macet di Merak-Bakauheni. Paling enak Anda datang pagi-pagi atau tengah malam sekalian. Karena biasanya siang-sore akan terjadi penumpukan karena itu jadwalnya sebagian besar bus-bus besar nyebrang.


image diambil dari : www.cybermap.co.id dan tanwirul.blogspot.com

Labels:

2 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home