Kemplang Pedes

Sunday, January 13, 2008

Sedang = Baru

Kelirumologi Bahasa Indonesia oleh Warga Jawa

1. "masih", "sedang", "lagi" : sering diucapkan dengan istilah "baru"
Contoh :
Pak Iwan baru rapat. (salah, ketika artinya Pak Iwan sedang melakukan rapat)
Pak Iwan sedang rapat. (benar)
Pak Iwan masih rapat. (benar)
Pak Iwan lagi rapat. (benar, dalam bahasa yg tidak formal)

Kalimat "Pak Iwan baru rapat" juga bisa benar apabila yang dimaksud Pak Iwan baru saja melakukan rapat. Namun, biasanya maksudnya adalah Pak Iwan sedang melakukan rapat. Mungkin terjadi kesalahkaprahan dalam mengartikan Pak Iwan lagi rapat yang sebenarnya sudah benar, namun karena kata "lagi" (nembe, gek ntis, gek ntas, lage'an, lagi'an) dalam bahasa jawa berarti "baru saja" sehingga diartikan kembali padahal yang benar kata "lagi" apabila dicari sinonimnya adalah "sedang" atau "masih" bukannya "baru".

Pengalaman :
Saya : "halo pak iwan, sudah selesai rapatnya? katanya rapatnya baru"
Pak Iwan : "nggak kok, sudah dari tadi."
Saya : "lho, tadi Pak Agus bilang bapak baru rapat"

2. "kamu" (formal)
Sebagian masyarakat Jawa ada yang menggunakan kata "kamu" untuk kata ganti orang kedua tunggal dalam bahasa cukup formal (misalnya pada orang yang kita baru kenal). Padahal kata "kamu" sebenarnya adalah kata yang kurang formal dan ada kata yang lebih pas, seperti "Anda", "Saudara", atau menyebutkan namanya.

Misalnya :
Tolong kabari keluarga kamu, saya tidak bisa datang. (kurang formal)
Tolong kabari keluarga Anda, saya tidak bisa datang. (cukup formal)
Tolong kabari keluarga Saudara, saya tidak bisa datang. (cukup formal)

Silahkan kamu duluan, tunjukkan jalannya. (kurang formal)
Silahkan Anda duluan, tunjukkan jalannya. (cukup formal)
Silahkan Mas Fulan duluan, tunjukkan jalannya. (cukup formal)

update (22/1/2008)
3. Sebentar ya
Dalam percakapan Bahasa Jawa, seringkali saya temui seseorang yang akan meninggalkan lawan bicaranya dengan ucapan : "sik yo" kemudian apabila lawan bicaranya bukan orang Jawa atau tidak mengerti bahasa jawa, maka biasanya akan diganti menjadi "sebentar ya". Mungkin memang demikian cara halus masyarakat Jawa untuk pergi. Namun ketika diucapkan ke dalam Bahasa Indonesia, kalimat "sebentar ya" menjadi membingungkan karena memang dalam Bahasa Indonesia kalimat tersebut bukan merupakan kalimat baku untuk meninggalkan lawan bicara.
Pengalaman : Pernah suatu ketika saya menunggu selama 2 jam untuk teman yang pergi dengan mengucapkan kata "sebentar ya". Hehehe..

Catatan : penulis bukan orang jawa dan tidak ahli berbahasa jawa, hanya karena penulis merasa ada sesuatu yang tidak pas maka penulis memberanikan diri membuat tulisan ini. Mudah-mudahan bisa jadi bahan perbaikan dan lawan bicara yang bukan orang jawa tidak bingung lagi ketika berbicara dengan teman dari Jawa.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home