Kemplang Pedes

Friday, February 9, 2007

Nokia 6235

Gila! cuma kata itu yang tercetus di benak saya. Melihat harga hape jadi terjun bebas. Bayangkan, saya beli handphone ini cuma 1,4 jt (2nd), cuma dalam waktu 2 bulan sudah turun 200rb!.. Ada apa dengan Nokia?? Produk2nya middle-classnya harganya begitu tertekan. Hal ini terutama dipicu dengan turunnya harga hape baru nya secara ekstrem. Temen sekerja saya, mas heri, beli N6600 2,1 jutaan sekitar 3 bln yang lalu dan begitu dijual cuma laku 1,3 jt!. Fewh... flash back sedikit ke belakang, ceritanya saya sempat beli dan jual beberapa kali HP sekitar masa lebaran tahun 2006. Mulai dari 2280, trus jadi Stylo, kemudian 1255 (yg akhirnya dibeli Yudi), 2255 (flip black), sampai yang ini 6235.
Saya merasa cukupan dengan handphone ini. Cukup stylish bin elegan, bisa denger MP3, konektivitas dengan komputer Ok, kamera lumayan deh. Disamping kalo mo jual lagi, ruginya bisa 500ribu sendiri!.
Sayangnya saya blm mengoptimalkan penggunaan hp ini untuk berinternet, sesuatu yang saya butuhkan di rumah. Ya fasilitas internet by cdma masih mahal untuk semua operator. Saya ga suka dengan sistem pentarifan operator2 dgn model kb data yang ditransfer. Rasanya ga bebas gitu. Tapi saya tetap butuh internet. Entah kapan saya bisa menggunakan internet di rumah dengan enak dan ringan.

Labels:

Fajar dan Anak Tetangga

Yang sebelah kiri (baju biru) itu anakku yang pertama namanya Fajar. Kata among-amongnya (panggilan utk nenek di Lampung) dia mirip sekali denganku waktu kecil. Btw, yang sebelahnya namanya Aufa, anak tetangga depan rumah. Mereka berdua akrab sekali. Bahkan terkadang Fajar memakai bajunya Aufa dan sebaliknya. Aku cuma bisa berharap tidak ada penyakit yang tertular karena acara tukar2 baju ini (semenjak jadi peg. RS., aku jadi concern banget ttg kebersihan).

Seperti layaknya anak kecil seusia mereka, keduanya memiliki egoisme yang tinggi. Tapi, herannya dengan bersama mereka jadi lebih belajar berbagi. Setelah aku perhatikan, keliatannya mereka berbagi karena masing-masing merasa takut kehilangan yang lain. Wow, suatu pelajaran yang berarti dari seorang anak usia 3 tahunan.

Belajar terus anakku, tumbuhlah dengan sehat, bahagia dan berbagi.
Posted by Picasa

Labels: